Ads 468x60px

Selamat Datang di Blog Keperawatan, Materi PMR, dan Kesehatan

Rabu, 12 Oktober 2011

Kebutuhan Eliminasi

Share this history on :

KEBUTUHAN ELIMINASI
Eliminasi adalah proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
‘ ELIMINASI URINE ‘
Urine normalia adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung pada fungsi organ-organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder dan uretra.
Ginjal memindahkan air dari darah berbentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tertentu. Kemudian dikeluarkan melalui uretra.
Refleks miksi
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian diteruskan ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan, apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi abdominal berkontraksi meningkatkan kontraksi otot kandung kemih, biasanya tidak lebih 10 ml urine tersisa dalam kandung kemih yang diusebut urine residu.
Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur., Normal miksi sehari 5 kali.
Karakteristik urine normal
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200 – 1500 ml per hari.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
1.pertumbuhan dan perkembangan
2.sosio kultural
3.psikologi
4.kebiasaan seseorang
5.tonus otot
6.intak cairan dan makanan
7.kondisi penyakit
8.pembedahan
9.pengobatan
10.pemeriksaan diaknostik
Maslah-masalah Eliminasi Urine
1.restensi urine
2.inkontinensi urine
3.enurisis
Perubahan Pola Berkemih
1.frekuensi
2.urgency
3.dysuria
4.polyuria
5.urinarry suprrssion
‘ ELIMINASI BOWEL (BAB) ‘
Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1. Refleks defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Fese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi
1.Usia : bayi kontrol defekasi belum berkembang, usika kontrol defekasi menurun.
2.Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
3.Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkat
4.Aktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
5.Psikologis : Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga menyebabkan diare.
6.Pengobatan
7.Gaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB dan kebiuasaan menahan BAB.
8.Penyakit : Diare, konstipasi.
9.Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
10.Nyeri : bisa mengurangui keinginan BAB.
11.Kerusakan Sensori motorik.
Masalah Umum pada Eliminasi
1.Konstipasi
2.Fecel Infaction
3.Diare
4.Incontencia Alvi
5.Kembung
6.Hemoroid

0 komentar:

Posting Komentar