PENGERTIAN
Merupakan
suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kebutuhan klien dalam mencapai/mempertahankan keadaan biologi, psikologi,
sosial dan spiritual yang optimal.
MANFAAT
Manfat
menggunakan proses kep. Perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin.
Manfaat
lainnya :
Meningkatkan
otonomi & percaya diri
Sebagai
sarana diseminasi iptek keperawatan
Untuk
pengembangan karir melalui pola pikir penelitian
Manfaat
bagi klien :
Askep
yang diterima dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga terhindar dari
malpraktek
Partisipasi
klien meningkat dalam kep. Mandiri
Proses
keperawatan mrpk sarana kerja sama antara perawat, klien dan keluarga. Dengan
menyertakan klien dan keluarga maka pemulihan kemampuan mereka dlm
mengendalikan kehidupan lebih mungkin tercapai & mrk akan belajar bertg
jwb. thd prilakunya
TAHAP-TAHAP
Tahap-tahap
proses keperawatan: Pengkajian, Diagnosa kep., Perencanaan,. Implementasi dan Evaluasi.
Pengkajian
Merupakan
tahap awal dan dasar utama dr proses kep.Keg. yg perlu dilakukan perawat :
mengkaji data dr klien dan keluarga ttg tanda2 dan gejala serta faktor
penyebab, memvalidasi data, mengelompokkan data dan menetapkan masalah klien.
Data
yg didapat digolongkan menjadi dua :
Data
subjektif, data yg disampaikan scr lisan, o/ klien & keluarga, didapat mel.
Wawancara o/ perawat thd klien & klg
Data
objektif, data yg ditemukan scr nyata, mel. Observasi/pemeriksan langsung o/
perawat
Isi
Pengkajian :
Identitas
klien
Keluhan
utama / alasan masuk
Faktor
predisposisi
Aspek
fisik/ biologis
Aspek
psikososial
Status
mental
Kebutuhan
persiapan pulang
Mekanisme
koping
Masalah
psikososial dan lingkungan
Pengetahuan
Aspek
medis
Berdasarkan
sumber :
Data
yg langsung didapat perawat disebut data primer, data yg diambil dr hasil
pengkajian atau catatan tim kes. ain disebut data sekunder.
Setelah
data subjektif dan objektif dapat teridentifikasi, data2 tsb dikelompokkan dan
dianalisa u/ menyimpulkan masalah keperawatan klien
Kemungkinan
kesimpulannya :
Tidak
ada masalah ttp ada kebutuhan:
Pemeliharaan
kesehatan dan tindak alanjut ( Follow up )
Memerlukan
peningkatan kesehatan : promosi dan prevensi ( antisipasi )
Ada
masalah dgn kemungkinan :
Resiko
terjadi masalah, sdh ada faktor yg dpt menimbulkan
Aktual
terjadi masalah disertai data pendukung
Umumnya
masalah kep. saling berhubungan dan dpt digambarkan sbg pohon masalah
Pd
pohon masalah tdp 3 komponen penting :
Masalah
utama (CP) : prioritas dr bbrp masalah klien. Umumnya berkaitan dgn keluhan
utma/ alasan masuk.
Penyebab
(Causa) : penyebab masalah utama
Akibat
( effect ) : akibat dr masalah utama, efek ini dpt menyebabkan efek yg lainnya
dst.
Diagnosa
Keperawatan
Mrpk
suatu pernyataan masalah kep. Klien yg mencakup baik respon sehat adaptif atau
maladaptif serta stressor yg menunjang (Stuart & Sundeen, 1995).
Diagnosa
kep. : Penilaian atau kesimpulan yg diambil dari pengkajian (Gordon, dlm
Carpenito, 1996)
Dx
: Masalah kesehatan aktual atau potensial yg mampu diatasi oleh perawat
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya
Dx
: identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual maupun
potensial ( stuart dan Laraia, 2001)
Diagnosa
keperawatan ditetapkan melalui tahapan :
Analisa
data yg ditemukan ( obyektif dan subyektif)
Tetapkan
rumusan dignosa dlm bentuk rumusan diagnosis tunggal. Rumusannya : rumusan
“Problem” etiologi tdk perlu dicantumkan ttp cukup dimengerti dan dipahami.
Rumusan diagnosa keperawatan mengacu pd NANDA, 2005
Exp.
1. Resiko perilaku kekerasan
2.
Gangguan sensori persepsi : halusinasi
3.
Isolasi sosial
4.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
5.
Defisit perawatan diri
Rencana
Tindakan Keperawatan
Rencana
tind. Kep. tdd : tujuan umum, tujuan khusus, kriteria evaluasi dan rencana
tindakan kep.
Tujuan
umum : hasil tindakan berupa kemampuan akhir yg hendak dicapai (jika
serangkaian tujuan khusus telah tercapai)
Tujuan
khusus : tujuan jangka pendek s/d tujuan jangka panjang tercapai. Rumusan
tujuan khusus berupa pernyataan kemampuan pasien mengatasi masalah.
Kriteria
evaluasi : perubahan perilaku yang “observable” untuk setiap pencapai tujuan
khusus. Bentuk rumusan : tanda dan gejala tercapainya masing2 tujuan khusus
Tindakan
keperawatan: serangkaian tindakan yg harus dilaksanakan oleh perawat untuk
mencapai tujuan yg telah ditetapkan. Setiap tujuan khusus dicapai dgn satu atau
lebih tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan durumuskan dlm bentuk kalimat
perintah
Untuk
menetapkan tujuan umum dan khusus, perawat perlu memiliki kemampuan berfikir
kritis dan bekerja sama dg klien dan keluarga
Rencana
tindakan kep. Mrpk serangkaian tindakan yg dpt mencapai tiap tujuan khusus.
Perawat dpt memberikan alasan ilmiah mengapa tindakan tsb diberikan.
Rencana
tindakan kep. disusun berdasarkan standar asuhan kep. Jiwa Indonesia (Depkes,
1995), berupa tindakan konseling, penkes, perawatan mandiri/ADL, tindakan
kolaborasi.
Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
Sebelum
melaks tindakan kep. yg sdh direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah
rencana tindakan kep. msh dibutuhkan dan sesuai dg kondisi klien saat ini (here
and now), menilai diri sendiri ( kemampuan interpersonal, intelektual dan
teknikal untuk melaksanakan tindakan, menilai kembali apakah tindakan aman bagi
klien
Pd
saat akan melaksanakan : pwt m’buat kontrak, m’jelaskan apa yg akan dikerjakan
dan peran serta yg diharapkan dr klien, dokumentasikan semua tindakan yg tlh
dilaksanakan beserta respon klien
Hub.
saling percaya antara perawat dan klien mrpk dasar utama dlm pelaksanaan
tindakan keperawatan
Tindakan
kep. mengacu pd perencanaan (NCP), bertujuan klien memiliki kemampuan :
kognitif, afektif dan psikomotor untuk m’selesaikan masalah(diagnosa) yg
dialami
Strategi
implementasi m’gunakan SP, yg berprinsif setiap kali interaksi dgn pasien, out
put interaksi haruslah samapi pd kemampuan koping pasien.
Implementasi
tindakan keperawatan dilakukan berurutan secara prioritas, tapi tdk berarti
sblm masalah utma terselesaikan masalah lain tdk perlu ditangani.
Selain
tujuan tindakan keperawatan untuk m’ubah perilaku pasien, tujuan tindakan
keperawatan yg lain adalah m’ubah perilaku keluarga. Tujuan utamanya, agar
keluarga :
Memahami
mslh yg dialami pasien
Mengetahui
cara merawat pasien
Dpt
mempraktekkan cara merawatan pasien
Dpt
memanfaatkan sumber yg tersedia untuk perawatan pasien
Evaluasi
Tindakan Keperawatan
Mrpk
proses berkelanjutan dan dilakukan terus menerus u/ menilai efek dari tindakan
kep. yg telah dilaksanakan.
Evaluasi
dibagi dua jenis
Evaluasi
proses (formatif), dilakukan setiap selesai melaks. tindakan kep.
b.
Evaluasi hasil (Sumatif), dilakukan dgn membandingkan respon klien dg tujuan yg
tlh ditentukan
Evaluasi
dpt dilakukan dg menggunakan pendekatan SOAP, sbg pola pikir.
S
: Respon subjektif klien thd tindakan kep. yg tlh dilaksanakan
O
: Respon objektif klien thd tindakan kep.yg tlh dilaksanakan
A
: Analisa thd data subjektif daan objektif u/ menyimpulkan apakah masalah masih
ada/ tlh teratasi/ muncul masalah baru
P
: Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien
Rencana
tindak lanjut dapat berupa :
a.
Rencana teruskan jika masalah tdk berubah
b.
Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana tindakan sdh
dilakukan tetapi hasil belum memuaskan
c.
Rencana dan diagnosa kep. dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak
belakang dg masalah yg ada
d.
Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sdh tercapai dan yg diperlukan adalah
memelihara dan mempertahankan kondisi yg baru
MASALAH-MASALAH
/ GANGGUAN KEJIWAAN
Pada
Anak
Ketidakberdayaan
Retradasi
Mental
Gangguan
perkembangan
Gangguan
perilaku
Defisit
perawatan diri
Pada
Remaja
HDR
Perilaku
kekerasan
Perilaku
bunuh diri
Menarik
diri
Halusinasi
Waham
Defisit
perawatan diri
Masalah
seksualitas
Narkoba
1.
Perilaku Kekerasan
Deskripsi: kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali baik secara verbal maupun tindakan dengan menciderai orang lain dan lingkungan.
Data mayor:
Subjektif: mengancam, mengumpat, bicara keras dan kasar
Objektif: agitasi, meninju, membanting, melempar
Data minor:
Subjektif: mengatakan ada yang mengejek, mengancam, mendengar suara yang menjelekkan, merasa orang lain mengancam dirinya.
Objektif: menjauh dari orang lain, katatonia
2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Deskripsi: gangguan persepsi dimana individu merasakan adanya stimulus melalui panca indera tanpa adanya rangsangan nyata.
Data mayor:
Subjektif: mengatakan mendengar suara bisikan/ melihat bayangan
Objektif: bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tanpa sebab
Data minor:
Subjektif: menyatakan kesal, mengatakan senang dengan suara-suara
Objektif: menyendiri, melamun
3. Isolasi sosial
Deskripsi: ketidakmampuan untuk membina hubungan yang intim, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain.
Data mayor:
Subjektif: mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak seleven.
Objektif: menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
Data minor:
subjektif: curiga dengan orang lain, mendengar suara-suara/ melihat bayangan, merasa tidak berguna
objektif; mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain.
4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Deskripsi: ide, pikiran perasaan yang negatif tentang diri
Data mayor:
Subjektif: mengeluh hidup tidak bermakna, tidak memiliki kelebihan apapun, merasa jelek.
Objektif: kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Data minor:
Subjektif: mengatakan malas, putus asa, ingin mati
Objektif: tampak malas-malasan, produktivitas menurun
5. Defisit perawatan diri
Deskripsi: Ketidakmampuan dalam menjaga kesehatan diri termasuk menjaga kebersihan diri, makan minum sehat, berdandan, mengatur tidur dan bekerja dan toileting
Data mayor:
Subjektif: menyatakan malas mandi, tidak tahu cara makan yang baik, tidak tahu cara dandan yang baik, tidak tahu cara BAB/BAK yang baik.
Objektif: badan kotor, dandanan tidak rapi, makan berantakan, BAB/BAK sembarangan
Data minor:
Subjektif: merasa tidak berguna, merasa tidak perlu mengubah penampilan, merasa tidak ada yang peduli
Objektif: tidak tersedia alat kebersihan, tidak tersedia alat makan, tidak tersedia alat toileting
Deskripsi: kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali baik secara verbal maupun tindakan dengan menciderai orang lain dan lingkungan.
Data mayor:
Subjektif: mengancam, mengumpat, bicara keras dan kasar
Objektif: agitasi, meninju, membanting, melempar
Data minor:
Subjektif: mengatakan ada yang mengejek, mengancam, mendengar suara yang menjelekkan, merasa orang lain mengancam dirinya.
Objektif: menjauh dari orang lain, katatonia
2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Deskripsi: gangguan persepsi dimana individu merasakan adanya stimulus melalui panca indera tanpa adanya rangsangan nyata.
Data mayor:
Subjektif: mengatakan mendengar suara bisikan/ melihat bayangan
Objektif: bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tanpa sebab
Data minor:
Subjektif: menyatakan kesal, mengatakan senang dengan suara-suara
Objektif: menyendiri, melamun
3. Isolasi sosial
Deskripsi: ketidakmampuan untuk membina hubungan yang intim, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain.
Data mayor:
Subjektif: mengatakan malas berinteraksi, mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya, merasa orang lain tidak seleven.
Objektif: menyendiri, mengurung diri, tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
Data minor:
subjektif: curiga dengan orang lain, mendengar suara-suara/ melihat bayangan, merasa tidak berguna
objektif; mematung, mondar-mandir tanpa arah, tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain.
4. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Deskripsi: ide, pikiran perasaan yang negatif tentang diri
Data mayor:
Subjektif: mengeluh hidup tidak bermakna, tidak memiliki kelebihan apapun, merasa jelek.
Objektif: kontak mata kurang, tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Data minor:
Subjektif: mengatakan malas, putus asa, ingin mati
Objektif: tampak malas-malasan, produktivitas menurun
5. Defisit perawatan diri
Deskripsi: Ketidakmampuan dalam menjaga kesehatan diri termasuk menjaga kebersihan diri, makan minum sehat, berdandan, mengatur tidur dan bekerja dan toileting
Data mayor:
Subjektif: menyatakan malas mandi, tidak tahu cara makan yang baik, tidak tahu cara dandan yang baik, tidak tahu cara BAB/BAK yang baik.
Objektif: badan kotor, dandanan tidak rapi, makan berantakan, BAB/BAK sembarangan
Data minor:
Subjektif: merasa tidak berguna, merasa tidak perlu mengubah penampilan, merasa tidak ada yang peduli
Objektif: tidak tersedia alat kebersihan, tidak tersedia alat makan, tidak tersedia alat toileting
0 komentar:
Posting Komentar